“Tahu nggak kalian?
Semalam tuh aku mimpi buruk sekali.” Rania sampai bergidik membayangkan
mimpinya semalam.
“Mimpi apaan?” tanya Sita
penasaran sambil menyeruput es jeruk.
“Biar aku tebak!” Desi
dengan yakin berkata,”Kamu didatangi hantu pocong ngesot!”
Suara lantang Desi yang
cempreng itu membuat semua penikmat mie ayam Mang Udin sontak menoleh
kepadanya.
Satu, tiga, enam,
delapan, .... Yup. Tepatnya lima belas orang termasuk Mang Udin dan istrinya memandang
ke arah sumber suara. Tentu saja dengan tatapan kaget kayak melihat pocong
beneran. Cuma beberapa detik, tapi kalau
dibuat video manekin chalenge pasti
bagus, tuh. Ekspresi mereka terdiam dalam kekagetan yang luar biasa. Tinggal
ditambah lagunya Lathi. Perfect!
Adegan itu terhenti, ketika Desi ⸺yang juga kaget melihat puluhan
mata tiba-tiba beralih memandangnya⸺ mengatupkan kedua telapak tangan, memberi
tanda minta maaf.
“Maaf.... Bapak-bapak, Ibu-ibu,
Tante, Om, Kakak. Maaf. Pocongnya udah pergi, kok. Beneran!” ucap Desi kepada
semua orang sambil menebar senyum termanisnya.
“Auww!” Tiba-tiba Desi
berteriak karena kepalanya ditimpuk buku oleh Sita. Teriakan Desi kembali
membuat orang-orang menoleh padanya. Kali ini berakhir dengan tatapan kesal
sebagian orang. Bahkan mungkin ada yang mengira dia gila.
Rania ikut kesal dengan
kelakuan sahabatnya, Desi. Ajang curhatnya jadi kacau balau karena ulah Desi
yang sok tau.
“Sakit, tauk!” protes
Desi sambil mengelus ubun-ubunya.
“Lagian, jadi orang
asalll!” sungut Sita.
Sejenak mereka memilih
tidak melanjutkan percakapan. Mencoba lebih fokus melahap mie ayam yang
berlimpah saos dan sambal dihadapan mereka.
“Jadi, benar, ya,
tebakanku tadi?” tanya Desi berbisik. Hampir saja kepalanya kena timpuk buku
lagi kalau Rania tidak segera menahan tangan Sita. Desi segera bergerak
mengamankan kepalanya.
“Ssstt ...!” bisik Rania
sambil meletakkan jari telunjuknya di bibir, menyuruh dua sahabatnya untuk
tidak membuat keributan lagi.
“Mimpiku semalam lebih
serem!” kata Rania. Ujung matanya nampak bergerak ke kanan, ke kiri seperti mengkhawatirkan
sesuatu.
“Ada yang lebih serem
daripada didatengin pocong, gitu?” tanya Desi seperti tidak percaya.
“Ada! Jauuuh...lebih
seram!” Desi dan Sita jadi makin penasaran. Mereka berdua sampai
menggeser tempat duduk mendekati Rania. Takut ketinggalan berita yang
menakjubkan.
“Apaan?” tanya Sita
gusar. Mereka berhenti meneruskan makan demi fokus mendengarkan cerita Rania.
“Aku mimpi pak Eko dan
keluarganya datang melamarku!”
“Apaaa?” Teriakan Desi
dan Sita kali ini lebih kencang sehingga untuk kesekian kalinya mereka
mendapatkan tatapan kaget dan kesal dari pengunjung lainnya.
Tentu saja kedua sahabat
itu kaget dan shock mendengar cerita tentang Pak Eko, guru jomlo pengajar
fisika yang super killer itu akan datang melamar Rania, walau hanya dalam
mimpi.
“Gila! Itu mah horor
banget!” kata Sita sembari menutup mukanya.
“Mimpi buruk sekali!”
sahut Desi.
“Jadi, kapan kalian
menikah?” tanya Desi asal, membuat kedua sahabatnya gemas dan nyaris
melemparinya dengan mangkok mie ayam.
“Cuma mimpi, dodolll!”
comment 0 comments
more_vert