“Orang boleh pandai
setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari masyarakat
dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” (Pramoedya Ananta
Toer)
Rasanya mak jleb di
hati begitu baca quote Pramoedya Ananta Toer diatas. Berasa diri nggak berarti
jadinya. Padahal hanya menulis ya? Bukankah kegiatan menulis sudah kita lakukan
sejak kita masuk sekolah? Bahkan ada yang sudah mulai belajar sebelumnya. Tapi
yang dimaksud “menulis” disini tentu saja
bukan hanya sekedar kegiatan menulis di sekolah karena menyelesaikan tugas.
Namun untuk menunjukkan sebuah ketrampilan yang diperoleh karena kebiasaan yang
sangat berkaitan dengan membaca. Membaca disini juga bukan hanya sekedar
aktivitas membaca namun aktivitas yang berkaitan dengan indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Karena merupakan ketrampilan, maka
kegiatan menulis ini harus sering dilatih, agar menghasilkan tulisan yang bagus
dan menarik.
Jadi apa tujuan kita menulis?
Kita menulis tentu
saja karena kita mempunyai tujuan yang diharapkan. Jika tujuan telah telah
ditetapkan, maka manfaat dari hasil tulisan itu bisa dirasakan baik oleh
penulisnya sendiri maupun pembacanya. Tujuan menulis menurut beberapa sumber yaitu
untuk tujuan akademis misal guru atau dosen membuat bahan pengajaran, siswa mengerjakan
tugas sekolah atau laporan, mahasiswa membuat skripsi dll; untuk mendidik atau
menambah pengetahuan orang lain misal tips kesehatan, kecantikan, travelling dll; tujuan ekonomis untuk menambah nilai ekonomis,
misal mengirim tulisan ke media atau lomba, menerbitkan buku dll yang bisa dijadikan sebuah profesi; tujuan
ideologis yaitu untuk mempengaruhi suatu
ideologi atau pemahaman kita kepada orang lain misal berdakwah; tujuan politis
misal untuk pendidikan politik, berkampanye dll; tujuan untuk menyalurkan emosi
misal penulis ingin menyalurkan kesedihannya atau kegembiraannya melalui media;
tujuan medis atau terapi kesehatan misal mencegah pikun; tujuan pragmatis yaitu
bertujuan supaya menjadi terkenal. Jadi kita menulis tidak terpaku pada satu
tujuan saja, bisa beberapa tujuan sekaligus yang ingin kita capai.
Apa manfaat dari kegiatan menulis?
Manfaat dari kegiatan
menulis sangat banyak, diantaranya : manfaat praktis yaitu untuk langsung
dipraktikkan misal menulis daftar belanja, itinerary
perjalanan wisata, rundown acara;
manfaat metodologis yaitu melatih untuk berpikir terstruktur, sistematis dan logis;
manfaat fisiologis melatih untuk berpikir lebih mendalam dan kritis; manfaat
pendidikan yaitu dengan kegiatan menulis mau tidak mau kita harus belajar apa
saja baik teknik menulis ataupun isi yang akan kita tulis dan sekaligus
mengedukasi pembacanya; manfaat ekonomi adalah manfaat yang paling menarik
karena kita mendapatkan penghasilan dari kegitan menulis. Contohnya sangat
banyak penulis-penulis yang menjadikan kegiatan menulis ini sebagai profesi
dengan penghasilan yang lumayan; untuk sarana berdakwah sebagai hasil dari
tujuan ideologis; manfaat psikologis adalah manfaat yang tidak bisa dinilai
karena kita bisa menyalurkan emosi dan unek-unek yang mengganjal di hati.
Manfaat ini adalah untuk kepuasan mental, spiritual dan intelektual yang tak
ternilai harganya.
Apabila kita kaitkan
dengan quote Pramoedya Ananta Toer diatas memang benar adanya. Dengan menulis
kita seperti menyimpan sesuatu yang abadi, yang bisa dirasakan manfaatnya untuk
diri sendiri juga orang lain. Menulis bisa menjadi tabungan amal jariah kita
yang insyaAllah tidak terputus selama bisa memberikan manfaat untuk pembacanya.
Apalah gunanya kita banyak membaca, memiliki banyak pengetahuan, pengalaman,
keahlian jika kita tidak berbagi dengan orang lain. Bukankah Rasulullah SAW
pernah bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
(HR. Ahmad)
Nah…ayo Sobatku mulailah
tulisanmu. Mari kita abadikan, kita budayakan dan tebar manfaatnya. Salam
Literasi.
comment 0 comments
more_vert